Di dalam bangunan itu, ada kamar yang pernah jadi tempat Soekarno tinggal. Sekarang, dinamakan Kamar Soekarno.
Pendopo bupati Bireuen (ATJEHPOSTcom/MS SULTAN)
PENDOPO Bireuen terletak di Jalan Mayjen (Purn) T Hamzah Bendahara. Kawasan alun-alun kota masih berdiri tegak. Bangunan lama itu belum berubah. Meski di belakangnya dibangun gedung lantai dua. Bangunan bersejarah itu masih dipertahankan bentuknya.
Beberapa waktu lalu, dinding bangunan itu didempul rekanan pemeliharaan bangunan pendopo, sehingga rata. Padahal dinding kayu bangunan itu ada ulirnya. Melihat itu Bupati Bireuen Ruslan M Daud minta ulir-ulir di dinding bangunan pendopo itu dikembalikan seperti semula.
Bangunan pendopo itu pula, suatu waktu, Soekarno berkunjung dan bermalam di sana. Sampai kini kamar tempat Soekarno menginap dinamakan dengan Kamar Soekarno. Dan di bangunan ini pula, letak studio Radio Rimba Raya yang menyuarakan kalau Indonesia masih ada.
Ali Rasyid Djuli atau HAR Djuli, seorang tokoh masyarakat Bireuen yang mengetahui sedikit banyak seluk-beluk radio rimba raya, Jumat 1 Maret 2013, mengatakan studio radio suara merdeka itu dipasang di salah satu ruangan Pendopo Bireuen sekarang, setelah dibawa dari Sungai Yu, Aceh Timur.
Pendopo Bireuen adalah tempat tinggal Kolonel Hussein Yoesoef, Panglima Divisi X Komademen Sumatera, Langkat dan Tanah Karo yang berkedudukan di Bireuen. Katanya, pemancar Radio Rimba Raya dipasang di ketinggian kawasan perkebunan karet di kawasan Krueng Simpo, Kecamatan Juli, Bireuen.
Lama-lama letak studio radio itu ketahuan pasukan Belanda yang melakukan agresi pertama, sehingga diserang dengan pesawat udara. Maka setelah berbulan-bulan mengudara dengan studio di pendopo dan pemancar di Krueng Simpo, radio itu dilarikan tentara Indonesia ke Cot Gue, Banda Aceh, ujar Ali Rasyid.
Ali mengatakan oleh Kolonel Hoesin Yoesoef, selain untuk menyuarakan berita-berita tentang Indonesia ke luar negeri, saluran radio itu juga dipakai untuk menyiarkan acara hiburan atau acara umum. Biasanya dengan memutar lagu-lagu perjuangan untuk mengobarkan semangat juang melawan Belanda.
Ali mengatakan tidak tahu persis di mana letak lokasi pemancar Radio Rimba Raya yang dipasang di Krueng Simpo. Seingatnya, pemancar itu dipasang pada ketinggian perbukitan kawasan kebun karet, sebelah barat Jalan Bireuen-Takengon kini. []
Pendopo bupati Bireuen (ATJEHPOSTcom/MS SULTAN)
PENDOPO Bireuen terletak di Jalan Mayjen (Purn) T Hamzah Bendahara. Kawasan alun-alun kota masih berdiri tegak. Bangunan lama itu belum berubah. Meski di belakangnya dibangun gedung lantai dua. Bangunan bersejarah itu masih dipertahankan bentuknya.
Beberapa waktu lalu, dinding bangunan itu didempul rekanan pemeliharaan bangunan pendopo, sehingga rata. Padahal dinding kayu bangunan itu ada ulirnya. Melihat itu Bupati Bireuen Ruslan M Daud minta ulir-ulir di dinding bangunan pendopo itu dikembalikan seperti semula.
Bangunan pendopo itu pula, suatu waktu, Soekarno berkunjung dan bermalam di sana. Sampai kini kamar tempat Soekarno menginap dinamakan dengan Kamar Soekarno. Dan di bangunan ini pula, letak studio Radio Rimba Raya yang menyuarakan kalau Indonesia masih ada.
Ali Rasyid Djuli atau HAR Djuli, seorang tokoh masyarakat Bireuen yang mengetahui sedikit banyak seluk-beluk radio rimba raya, Jumat 1 Maret 2013, mengatakan studio radio suara merdeka itu dipasang di salah satu ruangan Pendopo Bireuen sekarang, setelah dibawa dari Sungai Yu, Aceh Timur.
Pendopo Bireuen adalah tempat tinggal Kolonel Hussein Yoesoef, Panglima Divisi X Komademen Sumatera, Langkat dan Tanah Karo yang berkedudukan di Bireuen. Katanya, pemancar Radio Rimba Raya dipasang di ketinggian kawasan perkebunan karet di kawasan Krueng Simpo, Kecamatan Juli, Bireuen.
Lama-lama letak studio radio itu ketahuan pasukan Belanda yang melakukan agresi pertama, sehingga diserang dengan pesawat udara. Maka setelah berbulan-bulan mengudara dengan studio di pendopo dan pemancar di Krueng Simpo, radio itu dilarikan tentara Indonesia ke Cot Gue, Banda Aceh, ujar Ali Rasyid.
Ali mengatakan oleh Kolonel Hoesin Yoesoef, selain untuk menyuarakan berita-berita tentang Indonesia ke luar negeri, saluran radio itu juga dipakai untuk menyiarkan acara hiburan atau acara umum. Biasanya dengan memutar lagu-lagu perjuangan untuk mengobarkan semangat juang melawan Belanda.
Ali mengatakan tidak tahu persis di mana letak lokasi pemancar Radio Rimba Raya yang dipasang di Krueng Simpo. Seingatnya, pemancar itu dipasang pada ketinggian perbukitan kawasan kebun karet, sebelah barat Jalan Bireuen-Takengon kini. []